No
|
Hari & Tanggal
|
Sesi
|
Pukul
|
Mata Pelajaran
|
1
|
Senin, 2 April
2018
|
Sesi-1
|
07.30 - 09.30
|
Bahasa Indonesia
|
Sesi-2
|
10.30 - 12.30
|
|||
Sesi-3
|
14.00 - 16.00
|
|||
2
|
Selasa, 3 April
2018
|
Sesi-1
|
07.30 - 09.30
|
Matematika
|
Sesi-2
|
10.30 - 12.30
|
|||
Sesi-3
|
14.00 - 16.00
|
|||
3
|
Rabu, 4 April
2018
|
Sesi-1
|
07.30 - 09.30
|
Bahasa Inggris
|
Sesi-2
|
10.30 - 12.30
|
|||
Sesi-3
|
14.00 - 16.00
|
|||
4
|
Kamis, 5 April
2018
|
Sesi-1
|
07.30 - 09.30
|
Teori Kejuruan
|
Sesi-2
|
10.30 - 12.30
|
|||
Sesi-3
|
14.00 - 16.00
|
UNBK Tahun Pelajaran 2017/2018 di SMK Darussalam Balapulang
Peringatan Isro Mi'roj Nabi Muhammad SAW Tahun 1439 H di SMK Darussalam Balapulang
KITA WAJIB TAHU LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA
Ciptaan: W.R. Supratman
Stanza 1
Indonesia tanah airku,
Tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri,
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku,
Bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku,
Hiduplah negeriku
Bangsaku, rakyatku, semuanya
Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Stanza 2
Indonesia tanah yang mulia,
Tanah kita yang kaya
Di sanalah aku berdiri,
Untuk selama-lamanya
Indonesia tanah pusaka,
Pusaka kita semuanya
Marilah kita mendoa Indonesia bahagia
Suburlah tanahnya, suburlah jiwanya
Bangsanya, rakyatnya, semuanya
Sadarlah hatinya, sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Stanza 3
Indonesia tanah yang suci,
Tanah kita yang sakti
Di sanalah aku berdiri,
Menjaga ibu sejati
Indonesia tanah berseri,
Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji, Indonesia abadi
Slamatkan rakyatnya, slamatkan puteranya
Pulaunya, lautnya, semuanya
Majulah negerinya, majulah pandunya untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Tanahku, negeriku, yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Tugu Nol Kilometer Sabang: Landmark Paling Barat Indonesia
Tugu Nol Kilometer Sabang: Landmark Paling Barat Indonesia
Balapulang, 23 Maret 2018 – Oleh Admin
Sejarah dan Makna Tugu Nol Kilometer
Tugu Nol Kilometer di Sabang menjadi simbol geografis paling barat Indonesia. Slogan "Dari Sabang sampai Merauke" yang terkenal dipopulerkan Presiden Soekarno, awalnya berasal dari ucapan Jenderal Belanda JB van Heutsz. Landmark ini menandai batas barat Nusantara dan menjadi ikon sejarah yang penting.
Lokasi dan Akses
Tugu ini terletak di Hutan Wisata Sabang, Desa Iboih Ujong Bau, Kecamatan Sukakarya, sekitar 5 km dari Pantai Iboih dan 29 km dari pusat Kota Sabang. Perjalanan dari kota memakan waktu sekitar 40 menit dengan kendaraan. Wisatawan dapat mengunjungi lokasi ini untuk melihat secara langsung titik nol kilometer Indonesia.
Fasilitas dan Pengalaman Wisata
Di titik nol, terdapat lingkaran semen berdiameter 50 cm tempat pengunjung dapat berdiri dan mengabadikan momen. Setiap pengunjung berkesempatan mendapatkan sertifikat resmi dari agen perjalanan lokal sebagai bukti telah menapakkan kaki di titik geografis paling barat Indonesia.
Arsitektur Tugu
Tugu setinggi 22,5 meter ini berbentuk lingkaran berjeruji berwarna putih, dengan puncak menyerupai mata bor. Terdapat patung burung Garuda menggenggam angka nol dan prasasti marmer hitam yang menandai posisi geografis. Lantai pertama memiliki pilar bulat dengan prasasti peresmian oleh Wakil Presiden Try Sutrisno pada 9 September 1997. Lantai kedua menampilkan dua prasasti, termasuk yang ditandatangani BJ Habibie sebagai Menteri Riset dan Teknologi, mencatat penetapan posisi dengan GPS.
Kembaran di Merauke
Tugu Nol Kilometer Sabang memiliki kembaran di Merauke, Papua, tepatnya di Distrik Sota, sekitar 75 km dari pusat kota dan 3 km dari perbatasan dengan Papua Nugini. Kedua tugu ini menegaskan simbol persatuan dan batas geografis Indonesia dari barat hingga timur.
Pentingnya Menjaga Tugu
Tugu Nol Kilometer bukan hanya landmark wisata tetapi juga simbol sejarah dan nasionalisme. Warga dan pengunjung diharapkan menjaga fasilitas ini dari vandalisme agar nilai sejarah tetap terjaga.
Baca juga: Tugu Nol Kilometer Merauke, Papua